Bengkulu Utara, – Pasokan logistik sembako akhirnya dapat dikirimkan ke Pulau Enggano menggunakan kapal nelayan KM LLB 055 setelah terhambat selama hampir satu bulan akibat pendangkalan alur laut di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu 14/04.
Pengiriman ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara, dengan pengawalan ketat dari Personel Koramil 423-06/Enggano Kodim 0423/BU, BPBD Bengkulu Utara, dan unsur Tripika Kecamatan Enggano.
Selama sebulan terakhir, kapal feri dan perintis tidak dapat beroperasi karena pendangkalan alur pelayaran dan kondisi cuaca yang tidak mendukung. Hal ini mengakibatkan terganggunya distribusi logistik ke Pulau Enggano yang sangat bergantung pada transportasi laut.
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, melepas keberangkatan kapal dari Dermaga Langlang Buana, Pulau Baai, Bengkulu. Bantuan logistik yang dikirim meliputi 16 ton beras (bantuan Provinsi Bengkulu), 200 dus Supermi (bantuan BPBD Provinsi Bengkulu), 2 ton gula pasir, 2 ton minyak goreng, 200 karpet telur gerakan pangan murah DKP Bengkulu Utara.
Dua personel Koramil 423-06/Enggano dikerahkan untuk mengawal pendistribusian logistik hingga tiba di Kantor Kecamatan Enggano.
Sementara itu, Komandan Kodim 0423/BU, Letkol Kav Aidil Hajri, M.Han., menegaskan bahwa keikutsertaan TNI dalam misi ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat. “Kami siap mengawal dan memastikan bantuan sampai ke tangan warga yang membutuhkan. Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat di Enggano dan wujud dukungan Kodim 0423/BU terhadap program Pemerintah Daerah yang bermanfaat untuk membantu masyarakat,” tegasnya.
Bantuan sembako berupa beras dan Supermie akan langsung disalurkan kepada warga setibanya di Enggano. Sementara untuk minyak goreng, gula pasir dan telur ayam, akan dilaksanakan operasi pasar murah untuk membantu masyarakat.
Keberhasilan pengiriman logistik ini membuktikan bahwa kolaborasi antara TNI, pemerintah daerah, dan instansi terkait mampu mengatasi tantangan di wilayah terpencil seperti Enggano. Langkah ini tidak hanya mengatasi krisis pangan sementara, tetapi juga memperkuat ketahanan logistik di daerah terluar Indonesia.