BENGKULU UTARA – Puluhan ton ikan budidaya milik petani di Desa Sido Mukti, Kecamatan Padang Jaya, mati diduga akibat tercemar limbah sawit milik PT Bumi Berkah Sawit. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Salah satu petani, Ewo Aprian Hidayat, menyebut sedikitnya 15 ton ikan milik tiga petani mati mendadak dengan gejala tidak normal. Dengan harga jual rata-rata Rp21 ribu per kilogram, total kerugian diperkirakan mencapai lebih dari Rp300 juta.
“Kerugian hingga ratusan juta. Ikan kami tercemar limbah sawit yang dialirkan perusahaan ke kebun-kebun warga,” ujar Ewo, Jumat (3/10/2025).
Diduga, limbah cair sawit yang dialirkan perusahaan melalui pipa ke kebun warga meluap akibat parit dangkal saat hujan deras. Limbah tersebut masuk ke kolam-kolam ikan.
Kasus ini sempat dimediasi di kantor Kecamatan Padang Jaya. Perusahaan berjanji menutup akses aliran limbah ke kebun warga. Namun soal ganti rugi, PT Bumi Berkah Sawit menyatakan masih harus menunggu keputusan pimpinan.
“Terkait kerugian, kami tidak bisa memutuskan. Kami akan koordinasi dengan pimpinan,” kata Manager PT Bumi Berkah Sawit, Berton Situmeang.
Camat Padang Jaya, Soini, menyebut petani tetap menuntut kompensasi. “Mediasi sudah dilakukan, petani meminta ganti rugi, perusahaan akan mengupayakan ke pimpinan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kapolsek Padang Jaya, Iptu Novriyanti, memastikan proses mediasi berjalan kondusif. “Semua tertuang dalam berita acara. Kita harapkan solusi terbaik antara warga dan perusahaan,” katanya.
Penyuluh Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Andika Rahman, juga mengonfirmasi ciri-ciri ikan mati akibat paparan limbah. “Mata ikan merah menonjol, sisik terkelupas, tubuh lemas. Bahkan dengan oksigen tambahan pun ikan tetap tidak bertahan,” jelasnya.
Desa Sido Mukti sendiri merupakan Kampung Perikanan Budidaya binaan KKP dengan total lahan budidaya mencapai 47 hektar. Kasus ini kini menimbulkan kekhawatiran serius bagi keberlangsungan usaha petani ikan di wilayah tersebut.